Minggu, 15 Juni 2008

70% Pengidap Diabetes Tidak Lakukan Pengobatan

INSYA ALLAH DENGAN HABBATUSSAUDA PENYAKIT KENCING MANIS / DIABETES BISA DICEGAH DAN DIOBATI. AMIN

HABBATUSSAUDA OBAT SEGALA MACAM PENYAKIT KECUALI KEMATIAN (HR. BUKHARI MUSLIM) MADU OBAT YANG MENYEMBUHKAN BAGI MANUSIA (QS:AN-NAHL: 69) UNTUK PEMESANAN HUBUNGI BIN MUHSIN HP:085227044550 / 021-91913103 EMAIL /YM : binmuhsin_group@yahoo.co.id friendster: ujang_bmz@yahoo.co.id
===
Kapanlagi.com - Selama tahun 2006 diperkirakan terdapat 14 juta penderita diabetes atau kencing manis di Indonesia namun sekitar 70% diantaranya tidak berkonsultasi atau berobat ke dokter.

Dokter H. Mulyono Soedirman, SpB,SpBO, FICS, MBA di Jakarta, Selasa sore, menjelaskan komplikasi akibat diabetes pada tangan dan kaki banyak menelan korban jiwa dan menyebabkan kecacatan akibat amputasi namun hanya 30 persen pengidap diabetes yang memutuskan untuk berkonsultasi dan berobat ke dokter.

Ketua Majelis Pengembangan Pelayanan Keprofesian Ikatan Dokter Indonesia (IDI) itu menambahkan pula bahwa sekitar 50% pengidap kencing manis bahkan tidak menyadari penyakit yang dideritanya.

Padahal menurut dia problem pada anggota gerak atas dan anggota gerak bawah penderita kencing manis merupakan gangguan pembuluh darah yang tidak dapat dianggap ringan.

Dia menjelaskan komplikasi pada anggota gerak penderita kencing manis akan memengaruhi kualitas hidup mereka karena beresiko menyebabkan kematian dan menyebabkan kecacatan permanen.

Sejumlah penelitian, kata dia, menyebutkan bahwa di seluruh dunia setiap 30 detik satu kaki penderita diabetes mengalami amputasi.

"Dan ini dapat dicegah bila penderita kencing manis segera berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang lebih dini," katanya tentang penanganan penyakit metabolik yang terjadi akibat penurunan sekresi insulin dari sel beta pankreas itu.

Oleh karena itu, Mulyono berharap Departemen Kesehatan mempertimbangkan untuk memasukkan penanggulangan komplikasi akibat diabetes sebagai salah satu program kerja di bidang kesehatan.

"Mungkin bisa diawali dengan melakukan pencegahan dan penanganan dini dari komplikasi tersebut di pusat layanan kesehatan tingkat pertama seperti Puskesmas sebagai lini terdepan yang dapat menjangkau semua kalangan masyarakat," katanya.

Selain itu, ia melanjutkan, sebagai organisasi profesi kedokteran pihaknya juga berharap bisa mendapatkan banyak masukan tentang penanganan masalah diabetes dari konferensi diabetes Asia Pasifik ketiga bulan November mendatang.

"Forum ini diharapkan bisa menjadi wahana antar negara untuk saling tukar informasi dan pengalaman soal kebijakan, teknik diagnosis dan teknik pengobatan diabetes," kata Mulyono tentang konferensi yang akan dihadiri oleh ahli diabetes dan praktisi medik dari sejumlah negara di Asia Pasifik itu. (*/lpk)

sumber:

http://www.kapanlagi.com/h/0000142635.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar